magazine daily

Everyone's Entertained

Tuesday 26 April 2016

best perfomance from CUPA BAND at sabang FAIR 2015

Sunday 20 March 2016

Rumoh Aceh Bukan Sekedar rumah Adat Juga Mengandung Tehnologi Tinggi

Rumah tradisonal Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Atap rumah berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga. 

rumoh aceh tidak hanya sekedar rumah biasa selain memiliki keunikan-keunikan arsitektur bangunan juga memiliki pesonasa keindahan tersendiri,serta yang paling menggaumkan memiliki tehknologi yang tinggi serta sanggat tahan dengan bencana seperti gempa. 
akan tetapi sagat disayangkan pada era sekarang ini mayoritas masyarakat aceh baik di pedesaan maupun di perkotaan justru tidak berminat lagi untuk membangun rumah yang mengandung nilai sejarah dan budaya ini,umumnya masyarat lebih memilih membangun rumah dengan model-model gaya eropa dan minimalis.maka sanggat jarang sudah kita jumpai rumah panggung adat walaupun hanya lah sisa rumah zaman dahulu yang sudah lapuk di makan usia.
hanya segelintir masyarakat aceh yang masih peduli dengan rumah adat ini terutama bagi pemerhati dan penaggung jawab nilai sejarah dan budaya,membangun rumah adat  tidak lagi membudaya di kalangan masyarak tanah rencong hanya saja lebih kepada melestarikan nilai peninggalan sejarah

 







Friday 18 March 2016

Desra Erik Fendi: Seniman Muda Aceh



Desra Erik Fendi, sang ranger gondrong kreatif,  putera kelahiran Simeulue 14 September 1991 dari pasangan Bpk. Darmin dan Ibu Siti Rayati. “Atok”, panggilan akrab Desra Erik Fendi, penekun bidang seni ini menamatkan studi formal Sekolah Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas di Kepulauan wisata bahari Aceh Simeulue dan melanjutkan pendidikan kesenian di Universitas Syiah Kuala. Akibat minimnya narasumber di dunia pendidikan formal bidang seni di daerah Aceh, beliau  meninggalkan kampus dan memilh mengasah  kemampuan mengarasemen musik dan memainkan berbagai alat musik secara autodidak dan belajar langsung dari pelaku seni aktual di bidangnya. Gairahnya di dunia seni musik terbukti dengan susksesnya sebuah studio musik yang berlabel Y_Studio bersama rekan-rekannya yang lain. Hingga saat ini berbagai pelaku seni ternama di Aceh menggunakan jasanya di bawah naungan Y_Studio.
  

Bakat Bermusik


Kemahiran beliau dalam dunia musik telah mulai muncul sejak beliau menduduki Sekolah Dasar yang dapat dilihat dengan ketertarikannya terhadap berbagai alat musik. Ketika remaja beliau telah menguasai berbagai alat musik secara autodidak. Peran beliau sangat sentral di kalangan atifis kesenian pemuda Aceh. Setidaknya lima organisasi sendratasik (Seni Drama Tari dan Musik) yang pernah beliau ambil andil di dalamnya. Eksistensinya membuat pelaku seni dari negeri SMONG disegani oleh musisi-musisi papan atas di ibu kota setalh bergabung dalam sebuah studio berlabel Y_Studio di bawan asuhan Ya'qub Samalanga. Di sinilah nama Desra Erik Fendi atau sering disapa “Pak Des” mulai dikenal di kalangan selebritis lokal.

 Meski beliau memiliki integritas dan kridebilitas dalam dunia musik,  namun secara keseharian beliau sangat sederhana dan “low profile”. Beliau tak membatasi diri untuk bergaul dengan siapa saja.
Konstribusi Dunia Seni



Kesibukan utamanya menggarapan karya musik sesuai permintaan para artis. Beberapa di antaranya album Faisal Ulka, Kaffah Band, Taufiq R, dll. Keberadaan beliau di dunia musik melalui Y_Studio secara signifikan telah mewarnai dunia musik  Aceh yang porsinya semakin menyaingi porsi musik nasional khususnya di Aceh.

Hobi dan Keseharian
Meski beliau memiliki integritas dan kridebilitas dalam dunia musik,  namun secara keseharian beliau sangat sederhana dan “low profile”. Beliau tak membatasi diri untuk bergaul dengan siapa saja.Diselah-selah kesibukan beliau dalam mengrasmen musik ternyata beliau seorang gamer.
Di sela waktu luang, beliau selalu terlihat intim dengan smartphonenya memainkan game online kegemarannya. Game tersebut beliau manfaatkan sekaligus sebagai media silaturrahmi dengan teman-temannya di Seumeulu melalui fitur chatting.

Pesan Bagi Pemula Dalam Dunia Hiburan Aceh
          Secara khusus, sang ranger tak punya pesan yang begitu revolusioner. Berpikir positif, sederhana, dan jadi diri sendri dalam berkarya dalam dunia musik adalah modal yang sangat berharga.





Thursday 17 March 2016

NATURAL TOURISM

Yook..kita hilangkan rasa penak di hutan kota BNI

Pemerintah kota banda aceh melalui dinas tata ruang sebaik mungkin menata kota banda aceh yang madani,bersih,nyaman dan asri,jelas dengan beberapa hutan kota di garap demi terciptanya kota yang bersih dan rindang salah satunya adalah hutan kota BNI yang terletak di desa tibang jelingke banda aceh.
desain hutan dan taman yang begitu menawan dengan bungga-bungga serta berbagai jenis pohon yang tumbuh di dalamnya sangat cocok untuk menikmati indahnya taman bersamakeluaga tercinta
lokasi yang di pusat kota
lokasi taman yang berdekatan dengan bibir pantai membuat taman kota ini semakin indah dan menari,sore harinya ramai di kunjungi oleh masyarat kota banda aceh terutama keluarga dan muda mudi.
bagi anda yang ingin belajar degan suasana alam terbuka semisal diskusi,belajar kelompok,dll tempatini begitu bersahaja.taman ini juga sering di gunakan oleh para fotografer untuk semisal prawed,berfoto bersama keluarga,dll







Wednesday 16 March 2016

Pantai Pasir Putih Yang Indah dan Menawan

Pantai pesisir aceh besar yang satu ini berjarak sekitar 5km dari pelabhan International Malahayati bertepatan di krung raya kecamatan baiturrahman aceh besar.pastinya wajib untuk di kunjunggi bagi oleh setiap para wisatawan yang ingin melihat pasir pantai yang begitu putih di tambah lagi dengan bibir pantai yang luas akan terpesona bagi yang melihatnya
pantai yang luas dan indah sudah semestinya menjadi salah satu tempat pilihan untuk menghabiskan waktu libur akhir pekan bersama dengan keluarga tercinta.
pantai dan pasir serta pepohonan yang rindang ini nyaris belum sama sekali di sentuh oleh para tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
destinasi wisata bahari yang satu ini masih di kelola penuh oleh masyarakat sekitar yang menghasilkan rupiah bagi masyarat-masyarat yang tinggal di situ.sekarang ini bisa dikatakan telah ramai di kunjungi oleh wisatan lokal khususnya masyarakat kota banda aceh dan sekitarnya terutama di saat waktu akhir pekan dan hari libur.akses yang bisa dikatakan tidak terlalu jauh dari pusat kota membuat pantai ini ramai di kunjunggi oleh masyarat kota
bagi anda yang belum mengunjungi tempat wisata yang satu ini bisa anda mencoba pastinya akan mendapatkan kesan yang indah.



Tuesday 15 March 2016

Makam Syah Kuala Kuburan Keramat Ulama Besar Aceh

Adat Bak Po Teumeureuhom Hukom Bak Syiah Kuala, (Ada di Po Teumeureuhom, Hukum di Syiah Kuala), itulah kalimat pertama dilihat oleh setiap pengunjung saat hendak masuk dalam pekarangan makam seorang ulama kharismatik Aceh, bernama Syiah Kuala.

Makam ini juga sudah dijadikan objek wisata religi oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Setiap hari ratusan pengunjung selalu memadati area makam ini. Baik sekadar melihat, maupun hendak berziarah sembari membacakan zikir dan berdoa di makan ini.

Kemudian pengunjung langsung menuju ke sebuah gedung yang terbuat dari beton, di bagian depan dipasang besi jeruji terlihat jelas makam Syiah Kuala dan beberapa makam lainnya.

Di depan gedung ini terdapat sebuah pamflet dituliskan kisah dan sejarah makam ini. Termasuk tertera tanggal lahir, wafat bahkan jabatannya semasa Kerjaan Aceh Darussalam pada pemerintahan para Ratu. Ada 4 ratu Syiah Kuala menjabat sebagai Kadhi Malikul Adil masa itu.

Pengunjung kemudian memutar ke belakang dari arah samping gedung ini. Ada bak tempat wudu sebelum memasuki pintu masuk dalam makam ini. Tempat wudu pria dan wanita ini yang terbuat dari beton dipisahkan dengan 3 papan. Tempat wudu pertama terlihat adalah milik wanita dan sebelahnya milik pria.

Bak air ini selain untuk wudu, penziarah pun sering mencuci muka dengan harapan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Meskipun pengelola mengingatkan air ini banyak ditemukan di tempat-tempat lain. Kalau pun ada kesembuhan, itu semua bukan karena air, tetapi karena Allah SWT.

"Ini air biasa, banyak terdapat di tempat lain, kalau pun mau cuci muka atau apapun, semua bermohonlah pada Allah, bukan pada air ini," kata pengelola makam, Teuku Abdul Wahed ben Teungku Keuchik Syech, Sabtu (14/3). Teuku Abdul Waded merupakan keturunan ke 7 dari Syiah Kuala yang bertugas menjaga dan merawat makam ini.

Sebelum memasuki ruang pintu masuk dalam makam, tertulis papan pengumuman agar semua pengunjung menggunakan pakaian yang muslim dan muslimah. Termasuk ada kertas tertempel larangan memotret di dalam makam ini.

Larangan memotret di dalam makam bukan tidak memiliki alasan. Petugas penjaga makam ini melarang memotret untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan disalah gunakan.