Desra Erik Fendi, sang ranger gondrong kreatif,
putera kelahiran Simeulue 14 September 1991 dari pasangan Bpk. Darmin dan Ibu
Siti Rayati. “Atok”, panggilan akrab Desra Erik Fendi, penekun bidang seni ini
menamatkan studi formal Sekolah Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas di
Kepulauan wisata bahari Aceh Simeulue dan melanjutkan pendidikan kesenian di
Universitas Syiah Kuala. Akibat minimnya narasumber di dunia pendidikan formal
bidang seni di daerah Aceh, beliau meninggalkan kampus dan memilh
mengasah kemampuan mengarasemen musik dan memainkan berbagai alat musik
secara autodidak dan belajar langsung dari pelaku seni aktual di bidangnya.
Gairahnya di dunia seni musik terbukti dengan susksesnya sebuah studio musik
yang berlabel Y_Studio bersama rekan-rekannya yang lain. Hingga saat ini
berbagai pelaku seni ternama di Aceh menggunakan jasanya di bawah naungan
Y_Studio.
Bakat
Bermusik
Kemahiran
beliau dalam dunia musik telah mulai muncul sejak beliau menduduki Sekolah
Dasar yang dapat dilihat dengan ketertarikannya terhadap berbagai alat musik.
Ketika remaja beliau telah menguasai berbagai alat musik secara autodidak.
Peran beliau sangat sentral di kalangan atifis kesenian pemuda Aceh. Setidaknya
lima organisasi sendratasik (Seni Drama Tari dan Musik) yang pernah beliau
ambil andil di dalamnya. Eksistensinya membuat pelaku seni dari negeri SMONG
disegani oleh musisi-musisi papan atas di ibu kota setalh bergabung dalam
sebuah studio berlabel Y_Studio di bawan asuhan Ya'qub Samalanga. Di sinilah
nama Desra Erik Fendi atau sering disapa “Pak Des” mulai dikenal di kalangan
selebritis lokal.
Meski
beliau memiliki integritas dan kridebilitas dalam dunia musik, namun
secara keseharian beliau sangat sederhana dan “low profile”. Beliau tak
membatasi diri untuk bergaul dengan siapa saja.
Konstribusi Dunia
Seni
Kesibukan
utamanya menggarapan karya musik sesuai permintaan para artis. Beberapa di
antaranya album Faisal Ulka, Kaffah Band, Taufiq R, dll. Keberadaan beliau di
dunia musik melalui Y_Studio secara signifikan telah mewarnai dunia musik
Aceh yang porsinya semakin menyaingi porsi musik nasional khususnya di Aceh.
Hobi dan
Keseharian
Meski
beliau memiliki integritas dan kridebilitas dalam dunia musik, namun
secara keseharian beliau sangat sederhana dan “low profile”. Beliau tak
membatasi diri untuk bergaul dengan siapa saja.Diselah-selah kesibukan beliau
dalam mengrasmen musik ternyata beliau seorang gamer.
Di
sela waktu luang, beliau selalu terlihat intim dengan smartphonenya memainkan
game online kegemarannya. Game tersebut beliau manfaatkan sekaligus sebagai
media silaturrahmi dengan teman-temannya di Seumeulu melalui fitur chatting.
Pesan Bagi Pemula
Dalam Dunia Hiburan Aceh
Secara khusus, sang ranger tak punya pesan yang begitu revolusioner. Berpikir
positif, sederhana, dan jadi diri sendri dalam berkarya dalam dunia musik
adalah modal yang sangat berharga.
0 comments:
Post a Comment